Advertisement

Main Ad

II Pendidikan Agama Islam - Sholat Khusu' dan Praktik Sholat Tahajjud


TUGAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SHOLAT KHUSYU’
DAN PRAKTIK SHOLAT TAHAJJUD

Tugas ini disusun untuk  memenuhi
salah satu tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixVrTTz_uhhJ-y9b4YmDTIqEjZmAopXWSn5El5PpZDAYjNBsiAqAHV7hC_4XaidBz8uE9-fOWdeC5isd3uU5FwH4pC_0npvh7hAHemObppyOMhygj5Qc5iMmua-H-dnQMm6HCm9hMGEWk/s320/Logo_uny.gif







Disusun oleh:
Rizqi Munandar
NIM 10108241082
Kelas II C




PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011



I.                   Khusuk Menurut Para Ahli

1.      Menurut Imam al-Ghazali
Untuk menuju sholat khusyu’, paling sedikit harus mengandung enam keadaan jiwa.
a.       Pertama, adanya kehadiran hati, yaitu mengosongkan hati yang tidak ada hubungannya dengan sholat. Timbulkanlah rasa malu, mengapa hati kita dapat hadir pada saat berhadapan dengan pejabat tinggi negara, tetapi lalai pada waktu menghadap Allah SWT.
b.      Kedua, adanya pemahaman yang mendalam mengenai makna yang diucapkan. Karena dengan cara inilah, hati mempunyai pekerjaan sehingga tidak sempat mengingat hal-hal lain.
c.       Ketiga, adanya rasa ta’zhim, yaitu keyakinan tentang keagungan Allah SWT dan keyakinan tentang kehinaan diri, rasa ta’zhim inilah yang menimbulkan kepasrahan, kerendahan hati, dan kekhusyu’an beribadah.
d.      Keempat, adanya rasa takut disertai pengagungan. Semakin kita mengenal sifat-sifat Allah, semakin bertambah pula rasa ini.
e.       Kelima, adanya rasa pengharapan, yaitu mengharapkan sholatnya dapat diterima dan diberi balasan di sisi Allah SWT.
f.       Keenam, rasa malu yang disebabkan kelalaian dalam menaati perintah-perintahNya.

2.      Menurut Ibnu Qayyim
Ibnu Qayyim menggambarkan tentang kekhusyu’an hakiki yaitu khusyu’ imani.
“Khusyu’nya hati terbukti dengan pengagungan kepada Allah SWT, rasa malu dan takut pada-Nya lantas hati menjadi tunduk dengan penuh rasa takut, gemetar, malu, dan cinta pada-Nya. Merasai dalam jiwa akan segala kenikmatan yang dikaruniakan-Nya. Maka jiwanya tunduk pada-Nya diikuti dengan ketundukan anggota badan.”
Sebaliknya khusyu’ yang palsu adalah khusyu’ yang dihiasi dengan kemunafikan yaitu
“Nampak dari anggota tubuh, gerakan yang dibuat-buat sedangkan hatinya sangat lalai. Sebahagian dari sahabat berdoa kepada Allah, ”Aku berlindung dari Allah dari khusyu’ yang diselimuti kemunafikan.


II.                Meningkatkan Kekhusyu’an dalam Sholat

1.      Menyempurnakan Wudhu
Saat kita wudhu, kita tidak hanya membasuh raga saja, namun kita juga membasuh jiwa dan hati kita. Tundukkan hati kita kepada Allah. Membersihkan jiwa berarti kita membersihkan diri dari sikap iri, menipu, sombong, bohong, dan sifat buruk yang lainnya.
2.      Ikhlas Menghadap Allah
Ikhaskan hati kita untuk menghadap Allah. Cobalah untuk tidak mengharap apapun dari Allah, kecuali mengharap ridho-Nya saja.
3.      Bertakbir dengan Penuh Tawakal
Sadarilah betapa kecilnya kita dihadapan Allah. Insyaallah, hati kita akan khusyu’ karena mengingat kebesaran Allah.
4.      Pahami dan Resapi Setiap Bacaan Sholat yang Kita Baca
Dengan memahami bacaan sholat yang kita ucapkan, kita akan memahami apa tujuan kita sholat. Dengan meresapi bacaan sholat, hati kita akan merenungkan makna dari bacaan sholat yang kita ucapkan sehingga tidak sempat untuk memikirkan hal yang lain.
5.      Lakukan Gerakan Sholat dengan Pelan-Pelan
Tergesa-gesa adalah sifat dari setan. Menurut penelitian, sholat mendatangkan banyak manfaat jika dilakukan dengan pelan-pelan, apalagi khusyu’. Namun, jika dilakukan dengan cepat-cepat, yang didapatkan hanya lelah semata.
6.      Jauhkan Semua Hal yang Mengganggu Kekhusyu’an Sholat
Untuk sementara, tinggalkan sejenak urusan dunia. Lepaskan semua masalah dunia. Semua masalah dunia tersebut akan mengganggu kekhusyu’an kita. Setelah selesai sholat, baru dipikirkan kembali masalah dunia tersebut.
7.      Mengingat Kematian
Anggaplah bahwa saat sholat adalah waktu terakhir yang kita miliki. Anggap itu adalah amal terakhir yang bisa kita lakukan. Bila kita menganggap itu adalah hari terakhir kita dan kita akan mati, maka kita akan ingat dosa-dosa yang telah kita buat di masa lalu. Kita akan ketakutan sehingga kita akan khusyu’ dalam sholat.
8.      Sering-Sering Berdzikir
Sebaik-baiknya penjaga hati adalah dengan berdzikir. Dengan berdzikir kita akan senantiasa ingat kepada Allah. Kita juga akan dijauhkan dari hal-hal yang bersifat keduniawian yang nantinya akan mengganggu kekhusyu’an kita. Jika kita sudah terjaga, akan lebih mudah bagi kita untuk khusyu’.


III.             Praktek Sholat Tahajjud (3x)

1.      Pengalaman 1, 13 April 2011, pukul 03.00, 2 rakaat
         Sebelum tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam ini diberikan, saya sudah pernah sholat tahajjud walaupun tidak setiap hari. Dengan adanya tugas ini, sebenarnya telah meningkatkan motivasi saya untuk melaksanakan sholat tahajjud.
         Masih sseperti kebiasaan saya sebelumnya, saya dibangunkan oleh alarm, yang saya set untuk jam 03.30, namun malam itu, saya belum berniat untuk sholat tahajjud karena waktu itu saya tidur larut malam. Tetapi alhamdulillah, sekitar jam 03.00 saya bangun sendiri dengan otomatis tanpa dibangunkan oleh alarm. Cepat-cepat saya mengambil air wudhu karena takut kalau tidak cepat-cepat mengambil air wudhu, saya akan ketiduran lagi. Sejak saya bangun sendiri untuk sholat tahajjud, saya jadi ingin selalu sholat tahajjud setiap malam.
         Setelah wudhu, saya melakukan sholat tahajjud di rumah. Saya konsentrasikan seluruh pikiran dan hati saya untuk menghadap Allah SWT. Saya tinggalkan urusan duniawi yang akan saya hadapi nanti. Pandangan mata, saya arahkan ke tempat sujud. Saya satukan fisik, jiwa, akal. Hati dan segenap potensi yang saya miliki untuk benar-benar menghadap Allah.
         Dalam prosesnya, kalau dikatakan khusyu’, masih belum bisa dikatakan khusyu’. Ada satu hal yang masih mengganggu saya saat sholat tahajjud, yaitu seolah-olah telinga saya mendengar suara alunan musik. Alhamdulillah, lambat laun saya bisa menyingkirkannya, yaitu dengan tidak menghiraukannya.
         Itulah pengalaman sholat tahajjud saya pada tanggal 13 April 2011, jam 03.00, hari Rabu, yang saya lakukan sebanyak 2 rakaat. Saya memang belum bisa khusyu’, namun saya terus mencoba untuk sholat tahajjud secara khusyu’. Tidak hanya sholat tahajjud, tetapi juga sholat yang lain.

2.      Pengalaman 2, 14 April 2011, pukul 03.03, 4 rakaat
         Alhamdulillah, saya bisa bangun sekitar pukul 03.00. saya bangun dan beranjak untuk melihat kalender. Di kalender tersebut, waktu subuh menunjukkan pukul 04.28, jadi saya masih memiliki waktu untuk sholat tahajjud.
         Untuk sholat tahajjud kali ini, saya merasakan sesuatu yang lain daripada sholat tahajjud yang saya lakukan pada pengalaman 1. Saat sholat, dosa-dosa saya ditampilkan kembali seperti film. Baik dosa-dosa yang sudah lalu maupun dosa-dosa yang belum lama saya lakukan. Hati saya sedih sekali, kenapa saya baru menyadari kalau apa yang saya lakukan itu adalah perbuatan dosa. Seperti menunda sholat. Seandainya saya mati saat menunda sholat , tentu saya akan menyesali, kenapa saya sampai menunda sholat. Itu pengalaman saya saat sholat tahajjud pada tanggal 14 April 2011 yang saya lakukan di rumah.

3.      Pengalaman 3, 6 Mei 2011, 03.15, 2 rakaat
         Memang agak jauh jedanya, saya melakukan sholat tahajjud. Namun, diantara tanggal 14 April sampai 6 Mei ini, saya juga melakukan sholat tahajjud. Sebenarnya saya lupa untuk menuliskan pengalaman saya, dan baru pada tanggal 6 Mei inilah, saya menuliskan pengalaman saya kembali. Bukan maksud saya untuk menulis yang terbauk pada tanggal 6 Mei kali ini, namun karena saya lebih merasa khusyu’ pada tanggal ini.
         Saat sholat tahajjud kali ini, pikiran saya tenang, hati saya rileks, dan tidak ada permasalahan dunia yang saya bawa pada saat sholat tahajjud. Saya merasa dekat dengan Allah, tapi kenapa, sholat sholat sebelumnya tidak bisa sekhusyu’ seperti hari ini.
        
         Saya mengucapkan terima kasih atas adanya tugas ini. Saya sholat tahajjud karena memang itu kebutuhan saya. Saya butuh sholat malam agar pikiran saya tenang dalam menghadapi hari yang akan saya lalui. Saya menjadi ketagihan untuk selalu melaksanakan sholat malam, karena banyak manfaat yang bisa saya dapat. Dengan sholat tahajjud, hati saya menjadi lebih tenang dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada. Alhamdulillah, setelah sholat tahajjud, doa-doa saya banyak yang terkabul dan rezeki saya mengalir dari arah yang tidak saya duga.


Bantul, 11 Juni 2011



                                                                                                      Rizqi Munandar
REFERENSI


Posting Komentar

0 Komentar