TUGAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SHOLAT KHUSYU’
DAN PRAKTIK SHOLAT TAHAJJUD
Tugas ini
disusun untuk memenuhi
salah satu
tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
Disusun
oleh:
Rizqi
Munandar
NIM
10108241082
Kelas II C
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011
I.
Khusuk Menurut Para Ahli
1. Menurut Imam
al-Ghazali
Untuk menuju
sholat khusyu’, paling sedikit harus mengandung enam keadaan jiwa.
a. Pertama,
adanya kehadiran hati, yaitu mengosongkan hati yang tidak ada hubungannya
dengan sholat. Timbulkanlah rasa malu, mengapa hati kita dapat hadir pada saat
berhadapan dengan pejabat tinggi negara, tetapi lalai pada waktu menghadap
Allah SWT.
b. Kedua,
adanya pemahaman yang mendalam mengenai makna yang diucapkan. Karena dengan
cara inilah, hati mempunyai pekerjaan sehingga tidak sempat mengingat hal-hal
lain.
c. Ketiga,
adanya rasa ta’zhim, yaitu keyakinan tentang keagungan Allah SWT dan keyakinan
tentang kehinaan diri, rasa ta’zhim inilah yang menimbulkan kepasrahan,
kerendahan hati, dan kekhusyu’an beribadah.
d. Keempat,
adanya rasa takut disertai pengagungan. Semakin kita mengenal sifat-sifat
Allah, semakin bertambah pula rasa ini.
e. Kelima,
adanya rasa pengharapan, yaitu mengharapkan sholatnya dapat diterima dan diberi
balasan di sisi Allah SWT.
f. Keenam, rasa
malu yang disebabkan kelalaian dalam menaati perintah-perintahNya.
2. Menurut Ibnu
Qayyim
Ibnu Qayyim
menggambarkan tentang kekhusyu’an hakiki yaitu khusyu’ imani.
“Khusyu’nya
hati terbukti dengan pengagungan kepada Allah SWT, rasa malu dan takut pada-Nya
lantas hati menjadi tunduk dengan penuh rasa takut, gemetar, malu, dan cinta
pada-Nya. Merasai dalam jiwa akan segala kenikmatan yang dikaruniakan-Nya. Maka
jiwanya tunduk pada-Nya diikuti dengan ketundukan anggota badan.”
Sebaliknya
khusyu’ yang palsu adalah khusyu’ yang dihiasi dengan kemunafikan yaitu
“Nampak dari
anggota tubuh, gerakan yang dibuat-buat sedangkan hatinya sangat lalai.
Sebahagian dari sahabat berdoa kepada Allah, ”Aku berlindung dari Allah dari
khusyu’ yang diselimuti kemunafikan.
II.
Meningkatkan Kekhusyu’an dalam
Sholat
1. Menyempurnakan
Wudhu
Saat kita
wudhu, kita tidak hanya membasuh raga saja, namun kita juga membasuh jiwa dan
hati kita. Tundukkan hati kita kepada Allah. Membersihkan jiwa berarti kita
membersihkan diri dari sikap iri, menipu, sombong, bohong, dan sifat buruk yang
lainnya.
2. Ikhlas
Menghadap Allah
Ikhaskan
hati kita untuk menghadap Allah. Cobalah untuk tidak mengharap apapun dari
Allah, kecuali mengharap ridho-Nya saja.
3. Bertakbir
dengan Penuh Tawakal
Sadarilah
betapa kecilnya kita dihadapan Allah. Insyaallah, hati kita akan khusyu’ karena
mengingat kebesaran Allah.
4. Pahami dan
Resapi Setiap Bacaan Sholat yang Kita Baca
Dengan
memahami bacaan sholat yang kita ucapkan, kita akan memahami apa tujuan kita
sholat. Dengan meresapi bacaan sholat, hati kita akan merenungkan makna dari
bacaan sholat yang kita ucapkan sehingga tidak sempat untuk memikirkan hal yang
lain.
5. Lakukan
Gerakan Sholat dengan Pelan-Pelan
Tergesa-gesa
adalah sifat dari setan. Menurut penelitian, sholat mendatangkan banyak manfaat
jika dilakukan dengan pelan-pelan, apalagi khusyu’. Namun, jika dilakukan
dengan cepat-cepat, yang didapatkan hanya lelah semata.
6. Jauhkan
Semua Hal yang Mengganggu Kekhusyu’an Sholat
Untuk sementara,
tinggalkan sejenak urusan dunia. Lepaskan semua masalah dunia. Semua masalah
dunia tersebut akan mengganggu kekhusyu’an kita. Setelah selesai sholat, baru
dipikirkan kembali masalah dunia tersebut.
7. Mengingat
Kematian
Anggaplah
bahwa saat sholat adalah waktu terakhir yang kita miliki. Anggap itu adalah
amal terakhir yang bisa kita lakukan. Bila kita menganggap itu adalah hari
terakhir kita dan kita akan mati, maka kita akan ingat dosa-dosa yang telah
kita buat di masa lalu. Kita akan ketakutan sehingga kita akan khusyu’ dalam
sholat.
8. Sering-Sering
Berdzikir
Sebaik-baiknya
penjaga hati adalah dengan berdzikir. Dengan berdzikir kita akan senantiasa
ingat kepada Allah. Kita juga akan dijauhkan dari hal-hal yang bersifat
keduniawian yang nantinya akan mengganggu kekhusyu’an kita. Jika kita sudah
terjaga, akan lebih mudah bagi kita untuk khusyu’.
III.
Praktek Sholat Tahajjud (3x)
1. Pengalaman
1, 13 April 2011, pukul 03.00, 2 rakaat
Sebelum tugas Mata Kuliah Pendidikan
Agama Islam ini diberikan, saya sudah pernah sholat tahajjud walaupun tidak
setiap hari. Dengan adanya tugas ini, sebenarnya telah meningkatkan motivasi
saya untuk melaksanakan sholat tahajjud.
Masih sseperti kebiasaan saya
sebelumnya, saya dibangunkan oleh alarm, yang saya set untuk jam 03.30, namun
malam itu, saya belum berniat untuk sholat tahajjud karena waktu itu saya tidur
larut malam. Tetapi alhamdulillah, sekitar jam 03.00 saya bangun sendiri dengan
otomatis tanpa dibangunkan oleh alarm. Cepat-cepat saya mengambil air wudhu
karena takut kalau tidak cepat-cepat mengambil air wudhu, saya akan ketiduran
lagi. Sejak saya bangun sendiri untuk sholat tahajjud, saya jadi ingin selalu
sholat tahajjud setiap malam.
Setelah wudhu, saya melakukan sholat
tahajjud di rumah. Saya konsentrasikan seluruh pikiran dan hati saya untuk
menghadap Allah SWT. Saya tinggalkan urusan duniawi yang akan saya hadapi
nanti. Pandangan mata, saya arahkan ke tempat sujud. Saya satukan fisik, jiwa,
akal. Hati dan segenap potensi yang saya miliki untuk benar-benar menghadap
Allah.
Dalam prosesnya, kalau dikatakan
khusyu’, masih belum bisa dikatakan khusyu’. Ada satu hal yang masih mengganggu
saya saat sholat tahajjud, yaitu seolah-olah telinga saya mendengar suara
alunan musik. Alhamdulillah, lambat laun saya bisa menyingkirkannya, yaitu
dengan tidak menghiraukannya.
Itulah pengalaman sholat tahajjud saya
pada tanggal 13 April 2011, jam 03.00, hari Rabu, yang saya lakukan sebanyak 2
rakaat. Saya memang belum bisa khusyu’, namun saya terus mencoba untuk sholat
tahajjud secara khusyu’. Tidak hanya sholat tahajjud, tetapi juga sholat yang
lain.
2. Pengalaman
2, 14 April 2011, pukul 03.03, 4 rakaat
Alhamdulillah, saya bisa bangun sekitar
pukul 03.00. saya bangun dan beranjak untuk melihat kalender. Di kalender
tersebut, waktu subuh menunjukkan pukul 04.28, jadi saya masih memiliki waktu
untuk sholat tahajjud.
Untuk sholat tahajjud kali ini, saya
merasakan sesuatu yang lain daripada sholat tahajjud yang saya lakukan pada
pengalaman 1. Saat sholat, dosa-dosa saya ditampilkan kembali seperti film.
Baik dosa-dosa yang sudah lalu maupun dosa-dosa yang belum lama saya lakukan.
Hati saya sedih sekali, kenapa saya baru menyadari kalau apa yang saya lakukan
itu adalah perbuatan dosa. Seperti menunda sholat. Seandainya saya mati saat menunda
sholat , tentu saya akan menyesali, kenapa saya sampai menunda sholat. Itu
pengalaman saya saat sholat tahajjud pada tanggal 14 April 2011 yang saya
lakukan di rumah.
3. Pengalaman
3, 6 Mei 2011, 03.15, 2 rakaat
Memang agak jauh jedanya, saya
melakukan sholat tahajjud. Namun, diantara tanggal 14 April sampai 6 Mei ini,
saya juga melakukan sholat tahajjud. Sebenarnya saya lupa untuk menuliskan
pengalaman saya, dan baru pada tanggal 6 Mei inilah, saya menuliskan pengalaman
saya kembali. Bukan maksud saya untuk menulis yang terbauk pada tanggal 6 Mei
kali ini, namun karena saya lebih merasa khusyu’ pada tanggal ini.
Saat sholat tahajjud kali ini, pikiran
saya tenang, hati saya rileks, dan tidak ada permasalahan dunia yang saya bawa
pada saat sholat tahajjud. Saya merasa dekat dengan Allah, tapi kenapa, sholat
sholat sebelumnya tidak bisa sekhusyu’ seperti hari ini.
Saya mengucapkan terima kasih atas
adanya tugas ini. Saya sholat tahajjud karena memang itu kebutuhan saya. Saya
butuh sholat malam agar pikiran saya tenang dalam menghadapi hari yang akan
saya lalui. Saya menjadi ketagihan untuk selalu melaksanakan sholat malam,
karena banyak manfaat yang bisa saya dapat. Dengan sholat tahajjud, hati saya
menjadi lebih tenang dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada.
Alhamdulillah, setelah sholat tahajjud, doa-doa saya banyak yang terkabul dan
rezeki saya mengalir dari arah yang tidak saya duga.
Bantul, 11
Juni 2011
Rizqi
Munandar
REFERENSI
0 Komentar