Makalah
Kelas Akselerasi dan Kelas Reguler
Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Komparatif
Dosen
pengampu :
Dwi
Siswoyo, M.Pd
Disusun oleh :
Kelas III C
Rizqi
Munandar 10108241082
Arif
Nur Hidayat 10108241083
Febria
Wahyu Astuti 10108241091
Avianingsih 10108241095
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011
KATA
PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul :
“Kelas Akselerasi dan Kelas Reguler”
Kiranya,
dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Bapak
Dwi Siswoyo, M.Pd sebagai dosen pembimbing yang telah
memberikan waktu, bimbingan, dan saran yang sangat membantu dalam penyusunan
makalah ini.
- Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan material maupun spiritual.
- Teman-teman kelas III C PGSD Kampus III FIP UNY yang selalu memberikan dukungan dalam penyelesaian makalah ini.
- Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan kontribusi positif dalam proses pembuatan makalah ini.
Dengan adanya makalah ini kami berharap dapat memberikan
tambahan pengetahuan bagi pembaca dan sekaligus mendorong adanya
makalah-makalah lain ntuk memajukan wawasan ilmu pengetahuan.
Dengan segala
keterbatasan yang ada pada penyusun dan makalah ini, dengan rendah hati kami
mengharap kritik dan saran dari semua pihak dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta,
Oktober 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI
………………………………………………………............... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ............................................................................... 1
B. Tujuan
Penulisan ............................................................................ 1
BAB
III PEMBAHASAN
A. Kelas Akselerasi ............................................................................. 3
B. Kelebihan Kelas Akselerasi ........................................................... 4
C. Kelemahan Kelas Akselerasi .......................................................... 5
D. Kelas Reguler.................................................................................. 11
E. Kelebihan Kelas Akselerasi ........................................................... 11
F. Kelemahan Kelas Akselerasi .......................................................... 12
G. Selayang Pandang tentang Kelas Akselerasi dan Kelas
Reguler .. 15
BAB
IV PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 17
B. Saran
.............................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar belakang
Berdasarkan UU Nomor 2 tahun 1989, pendidikan adalah
usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan/atau latihan latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang.
Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,
membangu kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran (UU No. 20 tahun 2003 Bab III pasal 3).
Dalam penyelenggaraannya, terdapat siswa yang memiliki
kecerdasan
intelektual tinggi, sedang, dan rendah. Oleh karena itu, untuk menunjang siswa
yang memiliki prestasi tinggi diadakannya kelas akselerasi. Dan kelas reguler untuk siswa yang memiliki kecerdasan sedang-sedang.
Sesuai yang tercantum dalam UU No. 2 tahun 1989 tentang sistem
pendidikan nasional, bahwa warga negara yang memiliki kemampuan dan
kecerdasan luar biasa berhak memperoleh perhatian khusus.
Dalam pelaksanaannya, tentu terdapat beberapa
perbedaan antara kelas akselerasi dan kelas reguler. Dan memiliki kelemahan serta kelebihan tersendiri.
2.
Tujuan
a. Mengetahui
apa itu kelas akselerasi
b. Mengetahui
apa itu kelas reguler
c. Mengetahui
kelemahan dan kelebihan kelas akselerasi
d. Mengetahui
kelemahan dan kelebihan kelas reguler
e. Sekilas
pandang tentang kelas akselerasi dan kelas reguler
BAB
II
PEMBAHASAN
Jika ditinjau
dari aspek kemampuan dan kecerdasan, siswa
dapat dikelompokkan kedalam tiga tingkatan, yaitu siswa yang memiliki
kemampuan dan kecerdasan di bawah rata-rata, rata-rata, dan di atas
rata-rata. Siswa yang berada di bawah rata-rata, memiliki kecepatan
belajar di bawah kecepatan belajar siswa pada umumnya. Sedangkan
siswa yang berada di atas rata-rata, memiliki kecepatan belajar di
atas kecepatan belajar siswa lainnya.
dapat dikelompokkan kedalam tiga tingkatan, yaitu siswa yang memiliki
kemampuan dan kecerdasan di bawah rata-rata, rata-rata, dan di atas
rata-rata. Siswa yang berada di bawah rata-rata, memiliki kecepatan
belajar di bawah kecepatan belajar siswa pada umumnya. Sedangkan
siswa yang berada di atas rata-rata, memiliki kecepatan belajar di
atas kecepatan belajar siswa lainnya.
Bagi siswa yang
memiliki kemampuan dan kecerdasan rata-rata, selama ini diberikan
pelayanan pendidikan dengan mengacu pada kurikulum yang berlaku secara
nasional, siswa tersebut akan bisa menerima materi pelajaran yang sudah
digariskan oleh kurikulum karena memang kurikulum tersebut disusun terutama
diperuntukkan bagi siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan rata-rata.
Sementara itu, bagi siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan di bawah
rata-rata karena memiliki kecepatan belajar di bawah siswa lainnya, maka diberikan
pelayanan pendidikan berupa pengajaran remidi, sehingga untuk menyelesaikan
materi kurikulum membutuhkan waktu yang lebih panjang dari siswa lainnya.
Sedangkan bagi siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan di atas
rata-rata, meskipun memiliki kecepatan belajar di atas kecepatan belajar
siswa lainnya, belum mendapat pelayanan pendidikan sebagaimana mestinya.
Bahkan, kebanyakan sekolah memberikan perlakuan yang standar (rata-rata),
dan massal terhadap semua siswa, baik siswa yang berkemampuan di bawah
rata-rata, rata-rata, dan di atas rata-rata, yang sebenarnya memiliki
kebutuhan berbeda. Akibatnya, siswa yang di bawah rata-rata, akan
selalu tertinggal dalam mengikuti kegiatan belajar-mengajar yang
berlangsung; sebaliknya, siswa yang di atas rata-rata, akan merasa jenuh
karena harus menyesuaikan diri dengan kecepatan belajar siswa
lainnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Berdasarkan
UU Nomor 2 tahun 1989, pendidikan adalah usaha sadar untuk mempersiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan latihan
bagi peranannya dimasa yang akan datang.
Pendidikan
diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangu kemauan, dan mengembangkan
kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (UU No. 20 tahun 2003 Bab
III pasal 3).
Dalam
penyelenggaraannya, terdapat siswa yang memiliki kecerdasa intelektual tinggi,
sedang, dan rendah. Oleh karena itu, untuk menunjang siswa yang memiliki
prestasi tinggi diadakannya kelas akselerasi. Dan kelas regular untuk siswa
yang memiliki kecerdasan sedang-sedang saja. Sesuai yang tercantum dalam UU No.
2 tahun 1989 tentang sisdiknas, bahwa warga negara yang memiliki kemampuan dan
kecerdasan luar biasa berhak memperoleh perhatian khusus.
Dalam
pelaksanaannya, tentu terdapat beberapa perbedaan antara kelas akselerasi dan
kelas regular. Dan memiliki kelemahan serta kelebihan tersendiri.
B.
Tujuan Penulisan
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Kelas
Akselerasi
1.
Definisi Kelas
Akselerasi
Definisi
Akselerasi menurut Colangelo (1991) dalam Reni Akbar-Hawadi (2004:5)
menyebutkan bahwa istilah akselerasi menunjuk pada pelayanan yang diberikan (service delivery), dan kurikulum yang
disampaikan (curriculum delivery).
Sebagai model pelayanan, pengertian akselerasi termasuk juga taman kanak-kanak
atau perguruan tinggi pada usia muda, meloncat kelas, dan mengikuti pelajaran
tertentu pada kelas di atasnya. Sementara itu, sebagai model kurikulum,
akselerasi berarti mempercepat bahan ajar dari yang seharusnya dikuasai siswa
saat itu.
Jadi
kelas akselerasi adalah kelas yang didalamnya menunjuk pada pelayanan yang
diberikan dan kurikulum yang disampaikan.
2.
Panduan Penyelenggaraan
Menurut
Felhusen, Proctor, dan Black (1986) dalam bukunya Reni Akbar-Hawadi (2004:6),
akselerasi diberikan untuk memelihara minat siswa terhadap sekolah, mendorong
siswa agar mencapai prestasi akademis yang baik, dan untuk menyelesaikan
pendidikan dalam tingkat yang lebih tinggi bagi keuntungan dirinya maupun
masyarakat.
Beberapa
panduan yang perlu diperhatikan agar program akselerasi tercapai secara memadai
adalah sebagai berikut.
a.
Dilakukan evaluasi
psikologis yang komprehensif untuk mengetahui berfungsinya kemampuan
intelektual dan kepribadian siswa, disamping tingkat penguasaan akademiknya.
b.
Dibutuhkan IQ di atas
125 bagi siswa yang kurang menunjukkan prestasi akademiknya.
c.
Bebas dari problem
emosional dan sosial.
d.
Memiliki fisik sehat
e.
Tidak ada tekanan dari
orang tua, tetapi atas kemauan anak sendiri.
f.
Guru memiliki sikap
positif terhadap siswa akseleran.
g.
Guru concern terhadap kematangan sosial
emosional siswa, yang dibuktikan dari masukan orang tua dan psikolog.
h.
Sebaiknya dilakukan
pada awal tahun ajaran dan didukung pada pertengahan tahun ajaran.
i.
Ada masa percobaan
selama enam minggu yang diikuti dengan pelayanan konseling.
3.
Manfaat Akselerasi
Southern
dan Jones (1991) dalam bukunya Reni Akbar-Hawadi, menyebutkan beberapa keuntungan
dari dijalankan program akselerasi bagi anak berbakat.
a.
Meningkatkan efisiensi
Siswa yang telah siap
dengan bahan-bahan pengajaran dan menguasai kurikulum pada tingkat sebelumnya
akan belajar lebih baik dan lebih efisien.
b.
Meningkatkan
efektivitas
Siswa yang terikat
belajar pada tingkat kelas yang dipersiapkan dan menguasai
keterampilan-keterampilan sebelumnya merupakan siswa yang paling efektif.
c.
Penghargaan
Siswa yang telah mampu
mencapai tingkat tertentu sepantasnya memperoleh penghargaan atas prestasi yang
dicapainya.
d.
Meningkatkan waktu
untuk karier
Adanya pengurangan
waktu untuk belajar akan meningkatkan produktivitas siswa, penghasilan, dan
kehidupan pribadinya pada waktu lain.
e.
Membuka siswa pada
kelompok barunya
Dengan program
akselerasi, siswa dimungkinkan untuk bergabung dengan siswa lain yang memiliki
kemampuan intelektual dan akademis yang sama.
f.
Ekonomis
Keuntungan bagi sekolah
ialah sekolah tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk mendidik guru khusus
anak berbakat.
Program
akselerasi sangat esensial dalam menyediakan kesempatan pendidikan yang tepat
bagi siswa yang cerdas. Proses yang terjadi akan memungkinkan siswa untuk
memelihara semangat dan gairah belajarnya. Program akselerasi membawa siswa
pada tantangan yang berkesinambungan yang akan menyiapkan mereka menghadapi
kekakuan pendidikan selanjutnya dan produktivitas selaku orang dewasa. Melalui
program akselerasi ini, siswa diharapkan akan memasuki dunia profesional ada
usia yang lebih muda dan memperoleh kesempatan-kesempatan untuk bekerja
produktif.
4.
Kelemahan Akselerasi
Southern
dan Jones (1991) dalam bukunya Reni Akbar-Hawadi (2004:8) menyebutkan empat hal
yang berpotensi negatif dalam proses akselerasi bagi anak berbakat.
a. Segi
akademik
1) Bahan
ajar terlalu tinggi bagi siswa akseleran. Hal ini akan membuat mereka menjadi
siswa yang tertinggal di belakang kelompok teman barunya, dan akan menjadi
siswa yang berprestasi sedang-sedang saja, bahkan siswa akseleran yang gagal.
2) Bisa
jadi kemampuan siswa akseleran yang terlihat melebihi teman sebayanya hanya
bersifat sementara. Dengan bertambahna usianya, kecepatan prestasi siswa
menjadi biasa-biasa saja dan sama dengan teman sebayanya. Hal ini menyebabkan
kebutuhan akselerasi menjadi tidak perlu lagi dan siswa akseleran lebih baik
dilayani dalam kelompok belajar kelas reguler.
3) Meskipun
memenuhi persyaratan dalam bidang akademis, siswa akseleran kemungkinan imatur
secara sosial, fisik, dan emosional dalam tingkatan kelas tertentu.
4) Proses
akselerasi menyebabkan siswa akseleran terikat pada keputusan karier lebih
dini. Agar siswa dapat berprestasi baik dibutuhkan pelatihan yang mahal dan
tidak efisien untuk dirinya sebagai pemula. Bisa jadi kemungkina buruk yang
terjadi adalah karier tersebut tidak sesuai bagi dirinya.
5) Siswa
akseleran mungkin mengembangkan kedewasaan yang luar biasa tanpa adanya
pengalaman yang dimiliki sebelumnya.
6) Pengalaman-pengalaman
yang sesuai untuk anak seusianya tidak dialami oleh siswa akseleran karena
tidak merupakan bagian dari kurikulum.
7) Tuntutan
sebagai siswa sebagaian besar pada produk akademik konvergen, sehingga siswa
akseleran akan kehilangan kesempatan mengembangkan kemampuan berpikir kreatif
dan divergen.
b. Segi
Penyesuaian Sosial
1) Siswa
akan didorong untuk berprestasi dalam bidang akademiknya, sehingga mereka
kekurangan waktu braktivitas dengan teman sebaya.
2) Siswa
akan kehilangan aktivitas sosial yang penting dalam usia sebenarnya. Hal ini
menyebabkan mereka menyesal kehilangan kesempatan tersebut dan akan mengarahkannya
ke dalam social maladjustment selaku orang dewasa kelak. Mereka akan mengalami
hambatan dalam bergaul dengan teman sebayanya.
3) Siswa
sekelasnya yang lebih tua kemungkinan akan menolaknya, sementara itu siswa
akseleran akan kehilangan waktu bermain dengan teman sebayanya. Akibatnya,
siswa akan mengalami kekurangan jumlah dan frekuensi pertemuan dengan
teman-temannya.
4) Siswa
sekelasnya yang lebih tua tidak mungkin setuju memberikan respek kepada teman sekelasnya yang
lebih muda usianya. Hal ini menyebabkan akseleran akan kehilangan kesempatan
dalam ketrerampilan kepemimpinan yang dibutuhkannya dalam pengembangan karier
dan sosialnya di masa depan.
c. Berkurangnya
Kegiatan Ekstrakurikuler
Kebanyakan aktivitas
ekstrakurikuler berkaitan erat dengan usia. Hal ini menyebabkan siswa akseleran
akan berhadapan dengan teman sekelasnya yang tua dan tidak memberikannya
kesempatan. Hal ini menyebabkan siswa akan kehilangan kesempatan yang penting
dan berharga di luar kurikulum sekolah yang normal. Akibatnya mereka akan
kehilangan pengalaman penting yang berkaitan bagi kariernya di masa depan.
d. Penyesuaian
emosional
1) Siswa
akseleran pada akhirnya akan mengalami buren out dibawah tekanan yang ada dan
kemungkinan menjadi underachiever
2) Siswa
akseleran akan mudah frustasi dengan adanya tekanan dan tuntutan berprestasi.
Siswa yang mengalami sedikit kesempatan untuk membentuk persahabatan pada
masanya akan mnjadi terasing atau agresif terhadap orang lain.
3) Adanya
tekanan untuk berprestasi membuat sisa akseleran kehilangan kesempatan untuk
mengembangkan hobi.
Sisk (1986)
dikutip dari Delisle (1992) menyebutkan beberapa ciri yang diatribusikan pada
diri siswa akseleran yaitu: bosanm fobia sekolah, dan kekurangan teman sebaya.
Tujuan Penyelenggaraan Program
Percepatan Belajar
Secara
umum, penyelenggaraan program percepatan belajar bertujuan:
1. Memberikan
pelayanan terhadap peserta didik yang memiliki karakteristik khusus dari aspek
kognitif dan afektifnya.
2. Memenuhi
hak asasinya selaku peserta didik sesuai dengan kebutuhan pendidikan dirinya
3. Memenuhi
meinat intelektual dan perspektif masa depan pendidik.
4. Menyiapkan
peserta didik menjadi pemimpin masa depan
Sementara
itu, program percepatan belajar memiliki tujuan khusus yaitu:
1. Menghargai
peserta didik yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa untuk dapat
menyelesaikan pendidikan lebih cepat.
2. Memacu
kualitas siswa dalam meningkatkan kecerdasan spiritual, intelektual, dan
emosional secara berimbang.
3. Meningkatkan
efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran peserta didik.
B.
Kelas Reguler
Kelas
Reguler adalah kelas yang dilaksanakan secara normal seperti kelas-kelas pada
sekolah umumnya. Dalam kelas regular dan sekolah akselerasi perbedaannya tidak
terlalu signifikan. Perbedaannya hanya pada kegiatan pembelajarannya dan lamanya proses
pendidikan. Kelas akselerasi dengan tempat pembelajaran di ruang
kelas khusus yang dilengkapi AC, Computer,OHP serta LCD, lebih
lengkap dibandingkan dengan kelas regular. Kelas regular waktu pendidikan relatif lebih lama sesuai dengan program pendidikan
yang harus diselesaikan dibandingkan kelas akselerasi.
Untuk kelas regular waktu pendidikan
ditentukan, lama pendidikan untuk SD/MI adalah 6 tahun, lama pendidikan SMP/MTs
adalah 3 tahun, lama pendidikan untuk SMA/MA adalah 3 tahun.
1.
Kelebihan Kelas Reguler
a. Bahan ajarya sesuai kurikulum yang telah ditentukan.
b. Mendapatkan lebih banyak teman yang sebaya. Karena
kelas regular usia siswanya relatif homogen.
c. Siswa regular mengalami kedewasaan pada waktunya. Dan
lebih siap dalam menghadapi kenyataan hidup.
d. Mendapat fasilitas pendidikan yang lebih lengkap.
2.
Kelemahan Kelas
Reguler
a. Proses bpendidikan relatif lama, sesuai yang telah
ditentukan.
b. Mendapatkan fasilitas pendidikan yang kurang lengkap.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kelas
akselerasi adalah kelas yang didalamnya menunjuk pada pelayanan yang diberikan
dan kurikulum yang disampaikan, biasanya waktu yang ditempuh untuk
menyelesaikan studi tertentu, relatif lebih cepat.
Kelas Reguler adalah kelas yang dilaksanakan secara
normal seperti kelas-kelas pada sekolah umumnya. Kelebihan
kelas akselerasi diantaranya adalah meningkatkan efisiensi, meningkatkan
efektivitas, penghargaan, meningkatkan waktu untuk karier, membuka siswa pada
kelompok barunya, dan ekonomis.
Kelemahan
kelas akselerasi diantaranya dari segi akademik, dari segi penyesuaian sosial,
dari segi penyesuaian emosional dan berkurangnya kegiatan ekstrakulikuler..
Kelebihan
Kelas Reguler diantaranya adalah bahan ajarnya sesuai kurikulum yang telah ditentukan,
mendapatkan lebih banyak teman yang sebaya,
siswa kelas regular mengalami kedewasaan pada waktunya
dan lebih siap dalam menghadapi kenyataan hidup,
dan siswa kelas regular cenderung mempunyai perkembangan sosial yang lebih baik
daripada siswa kelas akselerasi.
Kelemahan Kelas Reguler
diantaranya yaitu proses pendidikan
relatif lama, sesuai yang telah ditentukan,
mendapatkan fasilitas pendidikan yang kurang lengkap,
cenderung mendapat perlakuan dinomorduakan dari guru sehingga adakalanya
kualitas pengetahuan siswa tidak sebaik siswa dari kelas akselerasi.
B. Saran
Untuk
kelas akselerasi sebaiknya pendidikannya tidak hanya berpusat pada
perkembangan akademiknya saja, tapi juga pada pada perkembangan emosionalnya. Untuk
kelas reguler, tingkatkan terus kualitas pendidikan. Siswa dari kelas reguler
pun mampu berprestasi karena setiap siswa mempunyai potensi atau kelebihan pada
diri masing-masing.
DAFTAR
PUSTAKA
Reni
Akbar-Hawadi. 2004. Akselerasi.
Jakarta: PT Grasindo
diakses tanggal 30 September 2011,
jam 16.02
0 Komentar